Tuesday, November 13, 2012

Isteri-isteri Rasulullah SAW



 Banyak dari  kita yang tidak mengenal dengan baik latar belakang Rasullullah. Mengapa banyak dari kita yang sepertinya tidak ambil kisah dengan sejarah Rasul.
Salah satu yang sering sekali kita lupakan adalah juga termasuk tentang isteri-isteri beliau. Untuk sekadar menambah pengetahuan dan kecintaan kita kepada Rasullullah, berikut ini saya berikan nama-nama isteri Nabi yang tercatat dan sejarah singkat pernikahannya.
1. Khadijah
Khadijah yang menikahi Nabi (25 tahun) saat dia sudah berusia 40 tahun. Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita pedagang yang mulia dan kaya raya. Nabi adalah seorang pemuda miskin yang hanya sekadar penggembala.
Selama hidup dengan Khadijah, Nabi hanya mempunyai seorang isteri saja sampai akhirnya Khadijah wafat.
Pernikahan Nabi dan Khadijah berlangsung 25 thn setelah kepulangan beliau dari Syam.
2. Aisha
Aisha RA adalah anak perempuan Abu Bakar yang dinikahi oleh Nabi saat berusia sekitar 7-9 tahun m. Tetapi kerana usia yang masih terlalu muda, Nabi hanya mula tidur dengan Aisha ketika berusia 9 tahun. Sewaktu menikahi Aisha, usia Nabi saat itu sekitar 50 tahun. Tentang umur perkahwinan Aisha ini masih menimbulkan kontroversi, akan kita dibincangkan di posting berikutnya.
Pernikahan ini diperkitakan terjadi pada tahun 620 M, beberapa bulan selepas kematian Khadijah, isteri pertama Nabi.
Ia hidup sampai akhir hayat Nabi. Ketika Nabi wafat, dia berumur 18 tahun, ia meninggal diumur 57 tahun.
3. Hafsah
Hafsah adalah putri dari Umar. Sebelum berkahwin dengan Nabi, Hafsah sebelumnya telah berkahwin dengan Khunais yang gugur ketika perang Uhud. Pernikahan dengan Nabi dilakukan sekitar 7 bulan selepas Hafsah menjanda.
Khunais gugur sebagai pahlawan syuhada dalam perang Uhud, maka tinggallah Hafsah sebagai janda mujahidin dalam usia 18 tahun.
Hafsa dinikahi Nabi di tahun 625, 3 bulan selepas penghijrahan ke Madinah. Dia berumur 19 tahun dan Nabi berumur 55 tahun ketika berkahwin. Dia hidup bersama Nabi selama 8 tahun sampai akhirnya Nabi meninggal pada tahun 669 pada umur 63.
4. Zainab bint Jash
Sebelum berkahwin dengan Nabi, Zainab adalah bekas menantu Nabi dari anak angkat, Zaid bin Haritha. Zainab adalah satu-satunya isteri Nabi yang langsung dijodohkan oleh Allah SWT kepada Nabi serta membukukannya dalam Al-Qur’an.
Nabi saat menikah dengan Zainab berusia 58 tahun, Zainab berusia sekitar 35 tahun. Zainab meninggal tahun 641 setelah wafatnya Nabi.
5. Safiah
Dalam peperangan di Khaibar, pasukan Rasullullah menakluk kaum Yahudi Khaibar. Akibat peperangan tersebut Safiah yang baru berusia 17 tahun kehilangan suaminya yang bernama Kinanah yang baru menikahinya 1 bulan. Safiah yang cantik jelita kemudian diambil sebagai isteri oleh Nabi.
Safiah sebelumnya hendak diambil oleh Dihyah, namun setelah Rasul mengetahui betapa Safiyah hanya layak bagi Rasul, maka Rasul memutuskan untuk menikahi Safiyah. Sebagai gantinya, Rasul memerintahkan Dihyah untuk menikahi tawanan wanita yang lain.
Safiyah dinikahi oleh Rasul ketika dia berumur 17 tahun dan Nabi waktu itu berusia 58 tahun. Pernikahan dilangsungkan pada hari yang sama setelah ayah dan suaminya wafat dalam pertempuran. Dia hidup bersama Nabi selama 4 tahun, dan berumur 21 ketika Nabi wafat.
Safiyah wafat pada tahun 673 pada umur 60 tahun.
6. Juwariya
Dalam salah satu peperangannya, pasukan Rasul berjaya mengalahkan suku Mustaliq yang dipimpin oleh Harith, anaknya yang bernama Juwariya menjadi tawanan. Dalam salah satu kesempatan Juwariya ingin menemui Nabi untuk membicarakan pembebasannya. Saat itu Nabi sedang berada di rumah Aisah dan penyelesaian yang diajukan Nabi untuk melindunginya adalah dengan menikahinya.
Nabi menikahinya pada tahun 628, ketika Nabi berusia 58 tahun dan Juwairiah 20 tahun. Juwariya berkahwin dengan Nabi selama 4 tahun sampai Nabi wafat.
7. Maria Qibtidaiya
Maria adalah seorang budak wanita yang diberi sebagai hadiah untuk mengikat tali shilaturahmi dari seorang gabenor Mesir kepada Nabi. Maria Qibtidaiya adalah seorang wanita yang cantik.
Tidak ada catatan rasmi tentang status pernikahan ini tentang berapa usianya saat dinikahi, namun ada yang menyebutkan bahawa usia Maria waktu dinikahi Rasul adalah sekitar 20 tahun.
Maria meninggal lima tahun selepas meninggalnya Nabi SAW.
Dianggarkan perkahwinan Maria dan Nabi terjadi pada sekitar tahun 7/8 H. Maria melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Ibrahim tetapi anak lelaki satu-satunya ini meninggal pada tahun 10 H.
8. Hindun binti Abu Umaiyah / Ummu Salamah
Hindun adalah janda dari Abu Salmah yang mempunyai 4 oang anak. Abu Salmah sendiri meninggal di tahun 4 H. Setelah menjanda banyak lelaki yang ingin meminang Hindun diantaranya adalah Abu Bakar dan Umar. Namun pinangan kedua lelaki ini ditolak oleh Hindun. Kemudian barulah Nabi mengajukan pinangan yang diterima oleh Hindun. Pernikahan dilaksanakan tahun 4 H bulan Syawal. Hindun meninggal sekitar tahun 59 H dalam usia 84 tahun.
Hindun dinikahi Nabi ditahun 4 H, ketika Hindun berusia sekitar 30 tahun, dan Nabi 56 tahun.
9. Raihana
Dalam perang melawan kaum Yahudi bani Quraiza, pasukan Rasul berjaya mengalahkan pasukan musuh. Akibat dari perang ini, maka banyaklah janda-janda yang memerlukan perlindungan. Satu dari wanita yang menjadi janda adalah Raihana yang sangat cantik.
Tidak jelas berapa usia Raihana saat menikahi dengan Nabi.
10. Saudah
Tidak ada data yang tepat tentang usia Saudah saat menikah dengan Nabi. Saudah meninggal tahun 54 H dalam usia sangat banyak yang bererti 44 tahun sudah nabi wafat. Saudah sendiri diceritakan sebagai wanita yang tidak menarik dan digambarkan sebagai wanita yang amat besar, lebih tinggi di antara wanita, dan dia tidak dapat menyembunyikan dirinya dari sesiapa yang telah mengenalinya.
Diriwayatkan oleh Aisha: Manakala Rasulullah ingin berpergian, dia akan mengundi siapa isterinya yang akan menemani dia. Dia akan membawa isteri yang namanya terundi. Dia biasanya menetapkan kepada setiap dari mereka satu hari dan satu malam. Tetapi Sauda bint Zam’a melepaskan (gilirannya) siang dan malam dia kepada Aisha, isteri Nabi, demi untuk mencari kesenangan Rasulullah (dengan perbuatan demikian)
11. Zainab binti Khuzaimah
Zainab binti Khuzaimah (bukan binti Jash) adalah janda dari Ubaid bin Haris yang meninggal ketika perang Uhud. Pergaulan rumah tangga Rasulullah dengan Zainab tidaklah berlansung lama. Setengah riwayat mengatakan hanya selama 8 bulan, ada pula yang menyampaikan sekitar 4 bulan saja. Para sejarawan mengatakan bahawa Zainab meninggal dalam usia 30 tahun pada tahun ke 4 hijrah. Tidak ada catatan rasmi tentang mengapa Zainab meninggal di usia yang begitu muda.
12. Ramlah binti Abu Sufyan / Ummu Habibah
Ramlah adalah anak Abu Sufyan yang dinikahkan dengan Abdullah bin Jahasy yang dikurniakan seorang anak perempuan. Mereka termasuk golongan yang ikut hijrah ke Habasyah (Ethopia). Namun di Habsyah Abdullah bin Jahasy pindah agama menjadi Nasrani dan jadilah Ramlah hidup sendiri. Oleh kerana Rasul menolong Ramlah dengan cara menikahinya pada tahun 7 H, saat itu Ramlah telah berusia 40 tahun.
13. Maimunah
Maimunah adalah isteri terakhir Nabi SAW. Berasal dari keluarga bangsawan Quraish. Saat Nabi SAW melakukan ibadah haji pada tahun 7 H, maka oleh bapa saudaranya yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib dicadangkan agar Nabi menikahi Maimunah yang akan menguatkan ikatan persaudaraan. Nabi bersetuju dan perkahwinan dilakukan di Saraf sektiar 10 km dari Mekah. Usia Maimunah saat itu sekitar 30 tahun.
Maimunah adalah janda dari Aba Rahim bin Abdi I’zzi.

Saturday, September 15, 2012

WARNA MENURUT ISLAM DAN KETERANGANNYA...

 



APA ADA PADA WARNA? Di dalam KITAB SUCI Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang menyebut perkataan ‘HIJAU’, yang menjelaskan akan keadaan penghuni SYURGA, ataupun segala yang ada disekelilingnya, berupa kenikmatan, suasana, kesenangan, ketenangan jiwa... Diantara ayat-ayat tersebut:-

1] Surah Al-Rahman: "Mereka bertelekan (bertelekan: tidur menyamping, tubuh lurus, dengan salah satu tangannya dilipat dan telapak tangannya menyangga kepala ) di atas bantal-bantal yang HIJAU dan permaidani yang indah" .. (Surah Al-Rahman: 76)..

2] Surah Al-Insan: "Mereka mengenakan pakaian sutera halus yang HIJAU, dan sutera tebal, serta dipakaikan gelang dari perak kepada mereka... Dan Rabb mereka memberi mereka dengan minuman yang bersih.." .. (Surah Al-Insan: 21)...

3] Surah Al Kahfi: "Mereka mengenakan pakaian HIJAU dari sutera halus dan sutera tebal" (Surah Al-Kahfi: 31)...

Kubah Mesjid Nabawi di Madinah Al Munawwarah, di mana terdapat di bawahnya Makam Rasulullah SAW, juga berwarna HIJAU dan di panggil 'Qubbatul Khadra' ... APAKAH INI SEMUA SECARA KEBETULAN SAHAJA? Banyak pendapat para pakar mengatakan:

"PENGARUH WARNA terhadap manusia sangat besar, dan beberapa penelitian menjelaskan bahwa warna berpengaruh terhadap KEJIWAAN dan semangat serta KECERGASAN kita; merasa panas; atau dingin; atau nyaman; atau bahagia; bahkan berpengaruh terhadap keperibadian seseorang dan berpengaruh terhadap kehidupan...

Sebuah HOSPITAL pernah mengundang sejumlah pakar untuk memberikan saranan bagi warna dinding ruang pesakit atau warna dinding hospital, sehingga dapat banyak membantu dalam mengubati mereka... begitu juga tentang warna yang terbaik untuk pakaian pesakit.... Sejumlah percubaan telah membuktikan bahwa warna KUNING boleh membangkitkan semangat di saraf pusat... Adapun warna UNGU boleh membangkitkan ketenangan.... Adapun warna BIRU, maka orang yang melihatnya akan merasa dingin... Sebaliknya, warna MERAH, orang akan merasa panas atau gersang...

Dan para pakar tersebut mengatakan bahwa WARNA YANG MAMPU MEMBANGKITKAN KEBAHAGIAAN, KEGEMBIRAAN, bersemangat hidup (berghairah) adalah warna HIJAU... Warna HIJAU juga boleh menjadikan pandangan mata lebih nyaman....

Jika makanan pula, makanan yang
berunsur hijau mempunyai klorofil yang baik buat kesihatan...sehingga kini, pelbagai makanan kesihatan yang dijual atau dipasarkan secara MLM adalah produk berasaskan tumbuhan yakni HIJAU....dan apakah hijau ini menjadi sesuatu ancaman atau fobia bagi sesetengah pihak....???

@INI ADALAH PANDUAN SAHAJA TIADA KENA MENGENA DENGAN INDIVIDU ATAU PERKUMPULAN. SEMATA-MATA UNTUK TATAPAN ILMU SAHAJA

KITAB HINDU MENJAWAB DAN MENERANGKAN KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

 


Gambaran Kalki Avtar yang berpedang dan menaiki seekor kuda yang ditunggu-tunggu oleh umat hindu. Ia dipahat pada batu dan dijumpai pada kurun ke 18 di Radhanagar, Tripura, India.


Jika umat Islam mempercayai ramalan kedatangan Nabi Muhammad SAW di dalam Kitab Taurat & Injil, bagaimana pula dengan kitab suci Umat Hindu? Mungkinkah kedatangan Nabi Muhammad SAW juga sudah diramalkan oleh kitab suci Umat Hindu? Itulah yang akan kita bahaskan di sini.

Di Antara Firman² Allah SWT Di Dalam Al~Quran:
Dalam surah Asy-Syu’ara (26) ayat 196:

“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar (tersebut) di dalam kitab-kitab orang² yang terdahulu”.
~Maka di dalam kitab² sebelum Al-Qur’an juga telah terdapat wahyu² daripada Tuhan (Allah SWT) sepertimana Taurat & Injil.

Dalam surah Fatir (35) ayat 24:
~ Dinyatakan bahawa tiada satu kaum pun pada masa dahulu yang berlalu tanpa diberikan seorang pemberi peringatan tentang perintah dan larangan Tuhan (Allah SWT).

Dalam surat Al-Ahzab (33) ayat 40:
~ Dinyatakan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah merupakan Utusan Tuhan dan juga merupakan penutup kepada semua para nabi (Utusan Terakhir)

Dalam surat Al-Anbiya (21) ayat 107:
~ Dinyatakan bahawa Nabi Muhammad SAW tidaklah diutuskan melainkan untuk membawa rahmat ke seluruh alam semesta.

Dalam surat Saba’ (34) ayat 28:
~ Dinyatakan bahawa Tuhan telah mengutuskan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia sebagai pembawa khabar gembira dan peringatan tentang dosa, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.


Juga yang terdapat di dalam hadis Bukhari vol 1. Di dalam kitab Solat bab 56, hadis no.429, yang bermaksud Nabi Muhammad telah bersabda:
“Kesemua rasul yang telah diutuskan sebelumku hanya dipertanggungjawabkan untuk umat/bangsanya sahaja tetapi aku telah diutuskan untuk kesemua umat manusia”.
Sekarang kita akan melihat pula ke dalam kitab suci agama Hindu. Terdapat banyak kitab di dalam ajaran Hindu yang diakui sebagai kitab suci mereka. Daripada kesemua kitab tersebut, kitab yang dianggap paling suci sekali adalah kitab yang bernama Kitab Veda (Weda). Apabila di antara kitab² tersebut terdapat percanggahan pendapat berkaitan sesuatu isu, maka pendapat yang harus menjadi rujukan utama pada ajaran Hindu adalah Kitab Veda (Weda) yang juga masih terbahagi lagi kepada beberapa jenis kitab. Kitab² lain selain Kitab Veda (Weda) adalah seperti Upanishad, Smriti, Dharma Sastra, Bhagavat Gita, Puranas dan lain-lain.

Ayat² Ramalan Kedatangan Nabi Muhammad SAW Di Dalam Kitab² Agama Hindu

Disebutkan di dalam Bhavisa Purana –> dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27:

“Aryadarma akan datang ke muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia. Aku telah diutuskan oleh Isyparmatma. Dan para pengikut aku adalah orang² yang berada di dalam lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucirkan (tidak ditocangkan). Mereka akan memelihara janggut dan akan mendengar wahyu. Mereka akan mendengar panggilan solat (azan). Mereka akan memakan apa sahaja kecuali daging babi. Mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak²/umbi-umbian tetapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”

Jikalau anda membaca tulisan di atas dengan baik, maka anda akan mendapati bahawa kesemua ciri² daripada pengikut 'agama kebenaran' yang disebutkan di atas adalah ciri² yang umumnya terdapat pada umat Islam (muslim).

Di dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14:
~ Dinyatakan pula tentang Kuntupsuktas yang telah mengisyaratkan bahawa Nabi Muhammad SAW akan terungkap dikemudiannya.

Mantra 1 mengatakan:

Beliau akan digelarkan sebagai Narasangsa. “Nars” membawa maksud orang, “sangsa” membawa maksud “yang terpuji”. Maka Narasangsa bermaksud "orang yang terpuji". Istilah “Muhammad” di dalam bahasa arab juga membawa bermaksud "orang yang terpuji". Maka istilah Narasangsa di dalam bahasa Sansekerta adalah sangat mirip dengan istilah Muhammad di dalam bahasa arab yang juga membawa maksud "orang yang terpuji". Oleh yang demikian, ini telah memberikan sebuah gambaran bahawa kemungkinan besar Narasangsa juga adalah tokoh yang sama dengan seorang manusia hebat di Tanah Arab iaitu Nabi Muhammad SAW. Dan berdasarkan kajian ini, sememangnya Narasangsa itu adalah Nabi Muhammad SAW.

Beliau akan dipanggil sebagai “Kaurama" yang boleh membawa maksud pangeran kedamaian, dan juga boleh memberi maksud orang yang berpindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yang telah berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Beliau akan dilindungi daripada musuh yang akan dikalahkannya yang kesemua musuhnya itu berjumlah 60,090 orang. Jumlah itu adalah bersamaan dengan jumlah penduduk Makkah pada masa Nabi Muhammad SAW hidup iaitu sekitar 60,000 orang.

Mantra 2 mengatakan:
Beliau adalah orang suci yang menaiki unta. Ini membawa maksud beliau bukanlah seorang bangsawan India kerana dinyatakan di dalam Mansuriti (11):202 bahawa Brahma tidak menaiki unta ataupun keldai. Maka tokoh ini jelas bukanlah daripada golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu) tetapi beliau adalah orang yang asing daripada bangsawan India.

Mantra 3 mengatakan:
Beliau adalah “Mama Rishi” atau "orang suci yang agung". Ini bersepadanan dengan nabi agung umat Islam iaitu Nabi Muhammad SAW.

Mantra 4 mengatakan:
Beliau adalah Washwereda (Rebb) iaitu "orang yang terpuji". Nabi Muhammad SAW juga telah dipanggil dengan nama Ahmad yang membawa maksud “orang yang terpuji” yang seandainya diterjemahkan ke dalam bahasa Sansekerta, ia akan membawa makna Rebb (orang yag terpuji).

Dalam Beberapa Ramalan Lainnya :
Di dalam Atharvaveda book 20 hymn 21:6;
~ Dinyatakan bahawa di sana ia disebutkan dengan istilah;“akkaru" yang bermaksud “yang mendapat pujian”. Beliau akan mengalahkan 10,000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada Perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad SAW telah mengalahkan musuh yang berjumlah 10,000 orang tanpa pertumpahan darah.

Di dalam Atharvaveda book 20 hymn 21:7;
~ Dinyatakan bahawa Abandu akan mengalahkan 20 orang ketua. Abandu juga membawa maksud seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Sesungguhnya hal ini juga telah merujuk kepada Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan seorang anak yatim semenjak dilahirkan dan ditambah pula dengan maksud istilah Muhammad/Ahmad yang membawa maksud "terpuji", yang akan mengalahkan ketua² suku kaum daripada suku² kaum yang terdapat di sekitar Makkah yang kesemuanya berjumlah sekitar 20 suku kaum.

Di dalam Rigveda book 1 Hymn 53:9;
~ Nabi dipanggil dengan gelaran “Suslama” yang juga membawa maksud "orang yang terpuji"yang juga telah memberikan maksud yang seerti dengan kata nama "Muhammad" daripada bahasa arab iaitu "orang yang terpuji".

Di dalam Samaveda Agni Mantra 64;
~ Dinyatakan bahawa beliau tidak disusui oleh ibunya. Hal ini sama kisahnya dengaan sirah (sejarah) hidup Nabi Muhammad SAW yang tidak disusui oleh ibunya tetapi sebaliknya telah disusui oleh seorang wanita yang bernama Halimatul Saadiah.

Di dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500:
~ Dinyatakan bahawa Ahmad akan dianugerahi dengan sebuah undang² abadi yang jelas merujuk kepada Nabi Muhammad SAW yang telah dianugerahi dengan sebuah kitab suci Al-Qur’an dengan segala undang² yang termaktub di dalam Al-Quran akan diguna pakai sehingga menjelangnya Hari Kiamat.

Namun disebabkan orang India yang berbahasa sansekerta tidak memahami istilah "Ahmad", maka mereka telah menterjemahkan “a” dan "mahdi” kepada maksud“saya sendiri” yang sekaligus telah mengubah maksud ayat tersebut menjadi “saya sendiri yang akan menerima undang² abadi”. Padahal seharusnya maksud ayat terbabit ialah “Muhammad sendiri yang akan dianugreahi undang² abadi”.

Nabi Muhammad SAW telah diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bahagian di dalam Kitab Veda (Weda). Nabi Muhammad SAW juga telah diramalkan tidak kurang daripada 16 tempat yang berbeza di dalam Kitab Veda (Weda) dengan istilah nama Narasangsa yang maksudnya adalah sama dengan maksud istilah nama Muhammad di dalam bahasa arab iaitu “yang terpuji”.

Kalky Avtar

Salah satu ramalan kedatangan Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal yang juga telah membuatkan seorang professor bahasa dari Universiti ALAHABAD India telah mengajak umat Hindu untuk segera memeluk agama Islam adalah kerana terdapatnya sebuah ramalan penting di dalam kitab suci agama Hindu tentang kedatangan yang ditunggu-tunggu daripada seorang Kalky Avtar (baca : autar). “av” membawa maksud "turun". “tar” membawa maksud "melewati". Maka maksud istilah "Avtar" adalah “diturunkan atau diutuskan untuk turun” . Sementara maksud KalkyAvtar adalah “Utusan Terakhir”.

Pundit Vaid Parkash iaitu seorang professor (yang menulis sebuah buku yang berjudul “Kalky Avtar”) secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiahnya telah mengajak kesemua para penganut agama Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW kerana menurutnya, Nabi Muhammad SAW adalah tokoh yang dinanti-nantikan sebagai tokoh pembaharuan spiritual di dalam agama Hindu selama ini.

Dinyatakan di dalam Nashpropesy, Nabi Muhammad SAW diramalkan kedatangannya dengan namaKalky Avtar (Utusan terakhir) dan "Amtim Rishi". Sedangkan di dalam Kitab Puranasdisebutkan tentang Kalky Avtar dan perihal kedatangannya.

Diantara ayat² yang menyebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW adalah:

Di dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20:
~Dinyatakan di dalam rumah Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa dunia yang sangat terkenal dengan sifat²nya yang baik & menonjol. Beliau akan diberikan tanda²nya. Beliau akan diberikan oleh malaikat sebuah kenderaan yang sangat pantas pergerakkannya. Beliau akan menaiki kuda putih sambil memegang pedang. Beliau akan mengalahkan orang² jahat dan beliau akan terkenal di seluruh pelusuk dunia.

Di dalam Baghavata Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25:
~ Dinyatakan akan datangnya seorang penyelamat di rumah Visnuyash

Di dalam Kalki Purana (2) : 4;
~ Dinyatakan bahawa di dalam rumah Visnuyash, pemimpin kampung Sambala akan lahirnya Kalki Avtar.

Di dalam Kalki Purana (2) : 5;
~ Dinyatakan bahawa beliau akan datang bersama para sahabatnya (4 orang sahabat) untuk mengalahkan orang² jahat

Di dalam Kalki Purana (2) : 7;
~ Dinyatakan bahawa beliau akan dijaga oleh malaikat di medan perang

Di dalam Kalki Purana (2) : 11;
~ Dinyatakan bahawa di dalam rumah Visnuyash dan di dalam rumah Summati, Kalki Autar akan dilahirkan

Di dalam Kalki Purana (2) : 15;
~ Dinyatakan bahawa beliau akan dilahirkan pada tanggal 12 bulan pertama Madhop
Sesungguhnya kesemua ramalan yang disebutkan di atas tadi tiada lain melainkan merujuk kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW bagi Umat Islam. Penjelasannya adalah sepertimana di bawah:

Di dalam rumah Visnuyash telah membawa maksud di dalam "rumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan)" sedangkan ayah Nabi Muhammad SAW adalah bernama Abdullah yang bermaksud "pengikut Allah (pengikut Tuhan)". Orang Islam menyebut “Allah” sebagai Tuhan, sedangkan orang Hindu menyebut “Vishnu” sebagai Tuhan. Maka di dalam rumah Visnuyash adalah membawa maksud di dalam rumah Abdullah iaitu ayah Nabi Muhammad SAW.

Summati pula di dalam bahasa sansekerta bermaksud "orang yang sangat setia". Sedangkan ibu Nabi Muhammad SAW adalah bernama Aminah yang jika diterjermahkan daripada bahasa arabnya akan membawa bermaksud "orang yang setia".

Sambala di dalam bahasa arabnya adalah tempat yang aman & damai. Sementara Nabi Muhammad SAW telah dilahirkan di Makkah yang terkenal dengan nama “Darul Aman” iaitu tempat yang aman & damai. Akan lahirnya di antara ketua² suku Sambala : bermaksud bahawa nabi akan dilahirkan di antara ketua² suku di Makkah.

Dilahirkan pada tanggal 12 di bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad SAW telah dilahirkan pada tanggal 12 Rabiulawwal.
Sebagai Amtim Rishi (orang suci terakhir). Nabi Muhammad SAW adalah juga nabi terakhir daripada deretan nabi² yang dikirimkan Tuhan sepertimana yang tercatat di dalam QS. Al- Ahzab : 40.

Beliau akan memperolehi bimbingan di atas gunung dan akan kembali lagi ke arah utara. Nabi Muhammad SAW memperolehi wahyu pertamanya di Gua Hira di Jabal Nur. Jabal Nur bermaksud Gunung Cahaya kemudian akan kembali semula ke Makkah.

Beliau akan memiliki sifat² yang sangat mulia. Ia jelas sama sepertimana sifat² Nabi Muhammad SAW sebagimana yang telah terkadung di dalam QS. Al-Qalam : 14 “Dan sesungguhnya kamu benar-benar seorang yang berbudi pekerti yang luhur”.

Kalki Avtar akan diberikan 8 kemampuan spiritual iaitu kebijaksanaan, punyai kendali diri (kemampuan mengawal hawa nafsu), keturunan yang dihormati, mempunyai pengetahuan tentang wahyu, seorang yang berani, perkataannya menumpukan pada kurikulum, sangat dermawan dan sangat ramah. Kesemua sifat² yang dinyatakan dimiliki oleh Kalki Avtar itu juga telah dibuktikan dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.

Kalki Avtar jug akan diberikan sebuah kenderaan yang sangat pantas bergerak oleh Shiva. Nabi Muhammad SAW juga telah diberikan sebuah kenderaan yang bernama bouraq yang sangat pantas bergerak oleh Allah SWT yang telah membawa Nabi Muhammad SAW ke langit di dalam peristiwa Israj Dan Mikraj.

Beliau akan menaiki kuda putih dengan tangan kanannya sedang memegang pedang. Nabi Muhammad SAW juga telah mengambil bahagian didalam peperangan termasuk dengan menunggang kuda dan bertempur dengan memegang pedang melalui tangan kanannya.

Beliau akan menjadi penyelamat umat manusia. Di dalam QS. Faatir(35) ayat 24 dan QS. Saba(34) ayat 28 ada menyatakan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pembawa berita gembira & peringatan bagi seluruh umat manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Beliau akan menjadi pembimbing ke jalan yg benar. Nabi Muhammad SAW telah hidup pada zaman jahiliyah yang penuh dengan kegelapan dimana Nabi Muhammad SAW kembali membawa umatnya ke jalan yang terang benderang melalui agama Islam yang diperintahkan Tuhan (Allah SWT).

Beliau akan dibantu oleh 4 orang sahabat di dalam menyebarkan misinya. Sepertimana yang telah kita umat Islam ketahui, terdapat 4 orang khalifah yang diberikan gelaran ''Khulafa Ar-Rashidin ''yang juga merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW iaitu : Sayyidina Abubakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Beliau akan dibantu oleh malaikat di medan pertempuran. Di dalam perang Badr, Nabi Muhammad SAW telah dibantu oleh para malaikat Allah SWT sebagaimana yang dinyatakan di dalam QS. Ali Imran (3) ayat 123 & 125 :
“Jika kamu bersabar dan bertaqwa kemudian mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga nescaya Allah SWT akan menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda”.

Juga yang terdapat di dalam surah QS. Al-Anfal(8) ayat 9 yang berbunyi:
“…. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.”
Subhanallah, ternyata setelah sekian banyak ayat tersebut (yang sebenarnya belum kesemuanya pun ditampilkan di dalam artikel ini) yang meramalkan kedatangan seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu yang begitu sepadan dengan gambaran kisah hidup Nabi Muhammad SAW iaitu nabi terakhir bagi umat Islam.

Ini juga merupakan pembuktian yang telah diberikan oleh Allah SWT bagi umat manusia termasuk bagi masyarakat India, Cina, Nasrani (Kristian), Yahudi dan lain² bagi menunjukkan bahawasanya Nabi Muhammad SAW adalah sememangnya telah diutuskan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia di alam semesta ini.

~DIDALAM AL~QURAN ISLAM ITU TELAHPUN MENJELASKAN SELURUHNYA PERISTIWA YANG TELAH DAN AKAN BERLAKU YANG TIADA TERCATAT DALAM KITAB TERDAHULU ,MEREKA DARI KALANGAN YANG BUKAN ISLAM KINI MENJELAJAHI ISIKANDUNGAN AL~QURAN
~Jika dilihat senario hari ini terbukti dengan penerimaan semua bangsa dalam perbankan secara islam di Malaysia,malah bank bukan islam juga memperkenalkan perbankan secara islam, bahkan seluruh dunia telah iktirafkan perbankan islam adalah terbaik.

HATI ANDA DIMANA ??

 

‎"Dari Abu Abdullah An-Nu'man bin Basyir r.a. katanya : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Sesungguhnya yang halal itu terang ( jelas ) dan yang haram itu terang, dan di antara keduanya pula terdapat pekara-pekara yang syubahat ( tidak terang halal atau haramnya ) yang tiada diketahui oleh orang ramai. Orang yang memelihara dirinya dari pekara-pekara yang syubahat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya. Orang yang tergelincir ke dalam pekara syubahat itu akan tergelincir masuk ke dalam pekara haram. Laksana seorang pengembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ia ke dalam tempat larangan itu. Adapun bagi setiap raja sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah pekara-pekara yang diharamkanNya. dan ketahuilah pada setiap jasad itu seketul daging. Andainya ia baik, baiklah seluruh jasad itu dan sekiranya ia rosak maka rosaklah seluruh jasad itu. Itulah hati. '

Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya di dalam diri manusia ada segumpal darah (hati), apabila hati itu baik maka baik pula seluruh diri dan amal perbutan manusia dan apabila hati itu rusak maka rusaklah seluruh diri (amal perbuatan manusia tersebut). Ingatlah,ia adalah hati”.

(Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Nu’man IbnBasyir ra).


Hati adalah ibarat cermin, setitik embun pun bisa membuatnya kusam, apalagi debu, kotoran dan air bernoda hitam. Hati yang kotor tidak mampu menangkap cahaya kebenaran. Namun cermin yang jernih, tak hanya berfungsi untuk mengenali diri sendiri, namun juga membimbing pada ruh-ruh kebaikan .


”Hati adalah sumber kedamaian. Hati adalah nikmat Ilahi yang harus dirawat tak ubahnya bayi dalam buaian.


Hati adalah karunia yang harus kita pupuk menjadi sejumput bibit kemenangan. Hati adalah anugerah. Gunjingan, hasad, dendam, kebencian dan permusuhan, seluruhnya adalah menjadikan kotoran.


Hati nan jernih adalah hati yang teduh dan pasrah, hati yang selalu basah oleh dzikir dan kalimat-kalimat pengagungan nan indah.


Hati adalah matahari kehidupan. Mungkin bukan sekedar lentera yang hanya menerangi ruang terbatas, bukan sekedar lilin yang menebar cahaya sementara, untuk kemudian cahaya itu padam tak berbekas.”


Hati ini tak ubahnya istana halimun; sebuah keindahan yang tak tampak, sebuah keagungan yang tak terlihat, namun bisa dirasakan.
Akan tetapi bila hati sudah ternoda dosa, gelembung pahitnya tercicipi setiap kalangan, ibarat santapan di sebuah pesta hidangan.



Hati adalah tempat persinggahan petunjuk Allah yang dipahami melalui ajaran Al-Qur’an.

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS 91 : 9-10)


“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya”. (QS Az Zumar : 22-23)



Dengan hati yang bersih , niscaya Hidayah akan semakin bertambah ..

“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya”. (QS Muhammad : 16-17)



Dan Allah mencintai mereka yang bertakwa dan berhati bersih yaitu hati yang selamat (qalbun salim)... seperti di firmankan Allah dalam Al Qur'an surat Al-Fajr 27-30, yang artinya :

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku".

Disebalik kisah biawak di zaman Rasullullah SAW....

 


Dalam artikel “Tahukah Antum?” insya Allah kami akan memuat secara berseri beberapa gambar dan foto tentang hewan, tumbuhan dan semacamnya yang telah disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam yang shohih. Hal ini kami maksudkan agar para pembaca bisa memahami dengan baik maksud hadits tersebut dan tidak keliru dalam menafsirkannya. Pada hakikatnya kami dalam blog ini sangat menghindari menampilkan gambar dan foto makhluk hidup akan tetapi mudah-mudahan hal ini merupakan darurat dan udzur demi menjelaskan dengan benar maksud dari hadits-hadits Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, Sebagai tulisan pertama kami muat tentang adh dhobb. Wallohul Musta’an wahuwa Waliyyut Taufiq



Apakah antum pernah mendengar kata dhobb? Kata ini berasal dari bahasa Arab yang disebutkan dalam beberapa hadits-hadits yang shohih. Dhobb adalah sejenis hewan yang melata dan hidup di padang pasir, dalam kamus-kamus Arab- Indonesia yang banyak digunakan di negeri kita seperti Al Munawwir kata dhobb diartikan dengan biawak, apakah memang demikian? silakan antum memperhatikan gambar asli dari dhobb kemudian buatlah kesimpulan dari pertanyaan ini
Kami juga memuat dua hadits yang menyebutkan tentang dhobb dan kami sertakan sedikit fiqh dan pelajaran yang bisa dari kedua hadits yang mulia ini

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallohu anhu bahwasanya Nabi shallallohu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh-sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga jika mereka masuk ke liang dhobb niscaya kalian juga akan mengikutinya”. Kami bertanya, Wahai Rasulullah apakah yang engkau maksudkan orang Yahudi dan Nasrani? Beliau bersabda, “Siapa lagi(kalau bukan mereka)?”(HR. Bukhari dan Muslim, lafal ini sesuai redaksi
Bukhari)
Diantara fiqh dan pelajaran yang diambil dari hadits ini :
  1. Hadit ini merupakan salah satu tanda kenabian Muhammad shallalllohu alaihi wa sallam yang menginformasikan kepada ummatnya hal-hal yang akan terjadi setelah wafat beliau
  2. Secara lamban akan tetapi pasti sebagian kaum muslim akan taqlid (mengekor) kebiasaan, budaya dan model hidup orang kafir Mereka yang sudah menjadi korban mode orang kafir akan berupaya sedemikian rupa untuk bisa mengikuti kebiasaan orang kafir tersebut walaupun untuk sesuatu yang sulit dan beresiko
  3. Orang kafir yang paling banyak menjadi ikutan dan panutan kaum muslimin yang sesaat adalah dari kalangan Yahudi dan Nasrani
  4. Disyariatkannya membuat permisalan dalam menjelaskan sesuatu
  5. Ibnu Hajar rahimahulloh mengatakan nampaknya pengkhususan dhobb dalam perumpamaan ini karena pada dasarnya liang/lobang dhobb itu sangat sempit dan jelek akan tetapi karena mereka begitu ingin mengikuti budaya mereka maka walaupun orang Yahudi dan Nasrani masuk ke liang dhobb (melakukan suatu budaya yang sulit diikuti dan nyata keburukannya) maka mereka pun siap melakukan hal yang sama
Pertanyaannya bagaimana itu lubang dhobb? berikut kami lampirkan fotonya



2- عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رشي الله عنهما أَنَّ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ رضي الله عنه الَّذِي يُقَالُ لَهُ سَيْفُ اللَّهِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَيْمُونَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ خَالَتُهُ وَخَالَةُ ابْنِ عَبَّاسٍ فَوَجَدَ عِنْدَهَا ضَبًّا مَحْنُوذًا قَدِمَتْ بِهِ أُخْتُهَا حُفَيْدَةُ بِنْتُ الْحَارِثِ مِنْ نَجْدٍ فَقَدَّمَتْ الضَّبَّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ قَلَّمَا يُقَدَّمُ إِلَيْهِ طَعَامٌ حَتَّى يُحَدَّثَ بِهِ وَيُسَمَّى لَهُ فَأَهْوَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ إِلَى الضَّبِّ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْ النِّسْوَةِ الْحُضُورِ أَخْبِرْنَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا قَدَّمْتُنَّ لَهُ قُلْنَ هُوَ الضَّبُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ فَقَالَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ أَحَرَامٌ الضَّبُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : ] لَا وَلَكِنَّهُ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِي فَأَجِدُنِي أَعَافُهُ [ قَالَ خَالِدٌ فَاجْتَرَرْتُهُ فَأَكَلْتُهُ وَرَسُولُ اللَّهِ يَنْظُرُ فَلَمْ يَنْهَنِي (متفق غليه واللفظ لمسلم)

2. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallohu anhuma bahwa Kholid bin Walid radhiyallohu anhu yang dijuluki Saifullah (pedang Allah) mengabarkan kepada beliau (Ibn Abbas) bahwa Kholid bersama Rasulullah shallallohu alihi wa sallam mendatangi Maimunah radhiyallohu anha istri NabI shallallohu alaihi wa sallam yang juga merupakan bibi Kholid dan bibi Ibn Abbas, beliau mendapati di sisinya dhobb panggang yang dibawa oleh saudari Maimunah yang bernama Hufaidah bintul Harits dari Najd lalu beliau menghidangkan dhobb kepada Rasulullah shallallohu alaihi wasallam dan selama ini sangat jarang beliau dihidangkan sesuatu kecuali telah disampaikan tentang jenis makanannya. Maka Rasulullah shallallohu alihi wa sallam menjulurkan tangannya untuk mengambil daging dhobb lalu salah seorang wanita yang hadir pada saat itu berkata beritakan kepada Rasulullah makanan yang kalian hidangkan kepada beliau. Para wanita lalu berkata, “Itu daging dhobb wahai Rasulullah”, maka Rasulullah segera menarik tangannya dan tidak meraih daging tersebut, Kholid bertanya, “Apakah daging dhobb haram wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Tidak akan tetapi daging itu tidak terdapat di daerahku sehingga aku tidak menyukainya karena jijik padanya”. Kata Kholid maka aku mengambilnya lalu memakannya sedang Rasulullah shallallohu alaihi wasallam melihatku dan beliau tidak mencegahku” (HR. Bukhari dan Muslim, lafal hadits ini sesuai redaksi Imam Muslim)
Diantara fiqh dan pelajaran yang diambil dari hadits ini

  1. Keutamaan Kholid bin Walid radhiyallohu anhu yang digelari Saifullah (pedang Allah) dan hal ini dikenal dan diakui oleh para sahabat yang lain
  2. Disyariatkannya perjamuan makanan
  3. Sebaiknya tuan rumah menjelaskan jenis makanan yang dihidangkan kepada tamunya, agar tamu tidak mencicipi sesuatu yang tidak cocok baginya tanpa disadarinya
  4. Adab mulia yang ditunjukkan oleh para wanita yang menjamu Rasulullah shallallohu alaihi wasallam
  5. Halalnya daging dhobb
  6. Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam sebagaimana manusia lainnya menyukai sebagian makanan dan tidak menyukai sebagiannya
  7. Makanan yang tidak disukai dan ditinggalkan oleh Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam tidak berarti dia sesuatu yang haram
  8. Bukan merupakan suatu kewajiban mengikuti Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam dalam selera makan
  9. Kesukaan terhadap suatu makanan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan keadaan daerah seseorang
  10. Hadits ini merupakan salah satu dalil pokok tentang taqrir, yaitu diamnya Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam terhadap seuatu perkataan dan perbuatan yang beliau ketahui menunjukkan persetujuan dan bolehnya perkara tersebut.

Semua Saling harap Mengharap???

 



''Kalau sudah kedekut sangat untuk menggunakan dana masjid kerana masjid masih baru kononnya, umumkan sahaja kepada jamaah masjid yang hadir, saya amat yakin, bukan sehaja RM50, malah lebih daripada itupun kita boleh dibantu kerana rakyat Malaysia amat pemurah''.



Bulan lalu, saya(Ustaz Redzuan tee) didatangi oleh seorang India Muslim yang telah memeluk Islam hampir 10 tahun dan memerlukan bantuan, juga kunjungan follow up seorang warga Perancis yang ingin memeluk Islam sebagaimana yang saya telah nyatakan sebelum ini. Dua kes yang berbeza, tetapi matlamat sama iaitu mereka memerlukan pertolongan dan bimbingan. Apakah peranan kita? Menerima dan membantu atau menolak mereka dengan pelbagai alasan?

Dalam kes pertama, saya berasa agak pelik bagaimana India Muslim tersebut boleh tahu tempat tinggal saya dan surau tempat saya selalu berjamaah, yang mana saya juga adalah pengerusi surau itu. Beliau menunggu saya di surau dari pagi sampai petang. Nasib baiklah saya turun berjamaah pada waktu maghrib, jika tidak, beliau akan pulang dengan hampa dan tangan kosong.

Setelah disiasat, barulah saya dapat tahu bahawa beliau sebelum ini telah pergi ke sebuah masjid di Bandar Baru Ampang berhampiran surau tempat saya untuk mendapatkan bantuan tambang bas bagi membolehkannya pulang ke rumahnya di Pulau Pinang. Salah seorang ahli jawatankuasa masjid tersebut menyuruh beliau datang berjumpa saya untuk mendapatkan bantuan.

Dipendekkan cerita, India Muslim tersebut mahukan sedikit wang sebagai tambang balik. Sama ada beliau ikhlas atau tidak, kita serahkan pada Allah swt. Apa yang penting ialah beliau adalah seorang saudara Muslim melalui bukti dokumen yang dibawanya dan telah datang kepada kita meminta pertolongan.

Persoalannya, kenapa sebuah masjid yang mempunyai dana dan kutipan jumaat yang banyak tidak dapat membantu saudara Muslim walaupun sedikit. Kenapa harus dirujukkan kepada saya? Adakah saya seorang hartawan? Bantuan yang diperlukan hanya wang sekitar RM50 - RM100 sahaja bagi membolehkan beliau pulang ke destinasi.

Alasan yang diberikan oleh masjid tersebut adalah masjidnya masih baru (satu tahun), nazirnya belum dilantik dan jawatankuasanya baru dibentuk. Apakah alasan tersebut begitu kuat untuk kita menolak bantuan seorang saudara Muslim yang memerlukan dan telah datang kepada kita meminta bantuan? Inilah mentaliti yang mesti berubah dan diubah. Jika tidak, Islam akan terus dipandang rendah dan sukar untuk berkembang.

Jika perkara sekecil ini dirujuk kepada insan kerdil seperti kami dan rakan-rakan senasib, apakah peranan kita sebagai umat Islam yang bersaudara? Saban hari kami menerima panggilan telefon berhadapan dengan masalah-masalah saudara Muslim yang memerlukan bantuan dan bimbingan. Letih juga dibuatnya. Ini tidak termasuk kerja-kerja kemasyarakat yang lain.

Jika semua mengharapkan satu pihak sahaja yang membantu, akhirnya sekuat mana pun seseorang itu, akhirnya akan rebah juga dibuatnya. Akibatnya, sudah tentu kerja-kerja dakwah akan tergendala. Persoalannya, kenapa kita tidak pakat-pakat bersama-sama melakukannya? Bukankah kita semua adalah seorang (pendakwah dan khalifah) yang bertangunggjawab menyampaikan walaupun satu ayat dan membantu walaupun sedikit. Sekurang-kurangnya kita berikhtiar, dan bukannya mengambil jalan singkat serta mengelakkan diri.

Sepatutnya, masing-masing membantu sekadar termampu. Rujukan kepada orang-orang tertentu hanya dilakukan setelah kita lakukan sebaik mungkin untuk membantu. Bantuan tidak sekadar dengan wang ringgit, tetapi melalui motivasi, tenaga dan sebagainya. Dalam kes ini, sekadar untuk memenuhi keperluan tambang bas, sudah tentu jumlahnya tidaklah banyak.
Kalau sudah kedekut sangat untuk menggunakan dana masjid kerana masjid masih baru kononnya, umumkan sahaja kepada jamaah masjid yang hadir, saya amat yakin, bukan sehaja RM50, malah lebih daripada itupun kita boleh dibantu kerana rakyat Malaysia amat pemurah.

Saya teringat kepada satu kisah tentang empat orang yang bernama Semua, Seseorang, Sesiapa dan Tiada. Terdapat satu tugas mustahak untuk disempurnakan dan Semua diminta melakukannya. Semua yakin dapat melakukannya. Seseorang akan melakukannya. Sesiapa mungkin telah melakukannya, tetapi Tiada yang melakukannya. Seseorang menjadi marah terhadapnya, kerana itu tugas Semua. Semua menganggap Sesiapa sahaja dapat melakukannya. Tiada yang menyedari bahawa Semua tidak mungkin melakukannya. Perkara ini berakhir dengan Semua mencemuh Seseorang apabila Tiada yang melakukan apa yang Sesiapa mungkin telah lakukan.

Saya harap pembaca dapat memahami kisah mudah di atas. Inilah akibatnya apabila semua saling harap mengharap. Kerja-kerja yang sepatutnya menjadi tanggungjawab langsung tidak berjalan. Bayangkan jika semua melakukannya mengikut kemampuan masing-masing, sudah tentu kita akan dapat keputusan yang memuaskan. Jangan sampai kerja yang begitu mudah, kita merujuk kepada orang yang sepatutnya kita tidak perlu rujuk. Inilah akibatnya apabila dalam fahaman kita, kerja-kerja dakwah dan kerja-kerja berkaitan saudara Muslim, adalah tugas orang-orang tertentu atau orang seperti kami, yang lain tidak perlu melakukannya. Ataupun kerja-kerja Islam (termasuk berdakwah) adalah tanggungjawab orang agama (ustaz atau ustazah), orang lain tidak payah, akhirnya sebahagian mengambil sikap melepas tangan.

Sama juga isu, kita bebankan semua perkara ini kepada badan-badan tertentu seperti pejabat agama dan pertubuhan-pertubuhan bukan kerajaan seperti Pertubuhan Kebajikan Islam Malaysia dan Persatuan Cina Muslim atau India Muslim Malaysia dan sebagainya. Ya, memang badan-badan ini perlu dirujuk dalam kerja-kerja dakwah dan proses pengIslaman, tetapi tidak semua perkara perlu dirujuk kepada mereka. Perkara-perkara terutama berkaitan dengan kebajikan mereka, adalah dalam lingkungan kita berkemampuan untuk membantunya. Tidakkah dengan saling membantu kita dapat meringankan beban dan tanggungjawab sesama kita. Akhirnya, semua tugas menjadi mudah, sebab yang berat sama dipikul dan yang ringan sama dijinjing.

WANG ZAKAT MAK BAPAK KITA YANG AMPUNYA

 

''Lagipun wang zakat bukan bapak kita yang punya. Wang zakat adalah harta orang ramai. Ia perlu diagih-agihkan, bukannya seronok melihat wang terkumpul untuk dipuji kerana pandai mengutip dan menguruskan zakat''.

 
(Al Islam bulan Okt 2010)


Saya terus menerima panggilan telefon saudara Muslim mengadu akan untung nasib dirinya. Terbaru, seorang ibu tunggal saudara Muslim yang mempunyai enam orang anak mengadu permohonannya untuk mendapat bantuan zakat ditolak oleh pejabat agama Sepang. Alasannya, saudara Muslim tersebut sudah memeluk Islam lebih lima tahun, maka dia bukan lagi dikategorikan dalam asnaf muallaf. Baru saya tahu bahawa istilah muallaf ini ada jangka hayat. Benar, saudara muslim tidak wajar digelar muallaf selama-lamanya. Namun, apakah mereka tidak berhak mendapatkan bantuan melalui asnaf muallaf? Pada saya, selagi mana mereka memerlukan bantuan disebabkan oleh ketidakmampuan atau ketidakupayaan, termasuk juga mereka yang kurang upaya (OKU), mereka berhak mendapat bantuan sehingga ke akhir hayatnya.


Persoalan saya, jika contoh yang disebut tadi, sudah tidak kategorikan dalam asnaf muallaf, masih ada kategori asnaf yang lain seperti fakir, miskin, fisabilillah dan sebagainya. Kenapa kita tidak memberikan jawapan kedua, ketiga dan sebagainya, bagi menunjukkan bahawa Islam amat mengambil berat soal kehidupan mereka, sebaliknya menolak permohonan beliau mentah-mentah. Bayangkan selepas itu, mereka mengambil jalan singkat seperti murtad dan pergi meminta bantuan kepada agama lain. Siapakah yang seharusnya dipersalahkan? Apakah yang akan kita jawab nanti di mahkamah Allah SWT?


Inilah mentaliti segelintir pegawai di pejabat agama yang perlu dan mesti berubah. Jika tidak, persepsi terhadap pejabat agama di kalangan masyarakat akan terus berada dalam takuk lama. Pejabat agama dilabelkan sebagai lembab, tidak tahu buat kerja dan berbagai lagi tohmahan yang selalu saya dengar.


Sebagai ‘orang agama’, kita tidak tergamak mendengar cacian dan makian tersebut. Kita sedaya upaya cuba untuk mempertahankan pejabat agama. Tetapi jika beginilah keadaannya, terpaksalah saya menulis untuk kita sama-sama muhasabah diri. Jika tidak, masalah tidak ada penghujungnya. Justeru, pada saya sudah sampai masanya kita berubah. Maaf, jika ada yang tersinggung membacanya.


Saya tidak nampak istilah muallaf itu ada jangka hayat. Jika mereka benar-benar memerlukan bantuan, berikan sahaja. Tidak perlu dipersoalkan sama ada dia baru atau lama. Sama statusnya seperti asnaf lain fakir, miskin dan sebagainya. Adakah ada jangka hayatnya jika mereka sememang tidak dapat dan tidak mampu untuk berubah setelah berusaha bersungguh-sungguh.


Adalah menjadi tanggungjawab kita untuk memberi dan membantu mereka. Lagipun wang zakat bukan bapak kita yang punya. Wang zakat adalah harta orang ramai. Ia perlu diagih-agihkan, bukannya seronok melihat wang terkumpul untuk dipuji kerana pandai mengutip dan menguruskan zakat.


Saya amat yakin pemberi zakat, mahukan harta yang mereka infaqkan benar-benar dapat dirasai oleh golongan sasaran, bukannya golongan pilihan. Kadang-kadang saya amat musykil, kita memberi wang zakat kepada mereka yang kita suka, bukan kepada mereka yang berduka, yang benar-benar memerlukan.


Bayangkan selepas ini saudara Muslim tersebut merasa kecewa dan bertindak keluar Islam atau murtad, apakah kita tega mengatakan, “biarkanlah dia murtad, kalau jadi Islampun menyusahkan sahaja, tak habis-habis datang minta duit. Apa! Ingat pejabat agama ni bank ke?”. Inilah suara-suara sumbang yang kadang kala kedengaran. Bila kena pada saudara muslim kita terlalu berkira, pada yang lain, kita buat-buat pejam mata. Pada hemat saya, demi masa depan dakwah, saudara muslim adalah aset yang amat berguna. Kita tidak rugi sedikitpun jika membantu mereka. Malahan pahala datang mencurah-curah. Tidak perlulah dipertikaikan berapa kali mereka datang meminta bantuan. Mereka yang bermaruah tidak akan meminta-minta kecuali setelah terdesak. Tanpa menafikan kadangkala berlaku juga penipuan.



Wang zakat yang dikutip setiap tahun, di Selangor hampir satu billion setahun. Bayang jika dicampurkan semua negeri. Ke manakah wang tersebut dibelanjakan atau dilaburkan. Tidakkah wang tersebut perlu dihabiskan untuk kegunaan umat Islam yang memerlukan? Tahun depan kita kutip lagi. Adakah kita boleh berbangga dengan mengatakan negeri akulah kutipan zakat yang terbesar? Sedangkan ramai lagi yang merempat? Lebih malang lagi, ada polisi dan dasar yang hanya membantu rakyat di negerinya sahaja. Jika ada mereka yang berlainan negeri, yang datang meminta bantuan, maka jawapannya mintalah bantuan di negeri di tempat kelahiran. Di manakah konsep kesejagatan Islam atau the universality of Islam? Kenapa kita terlalu bersifat kenegerian? Di manakah rasionalnya polisi hanya membantu rakyat negerinya sahaja?


Saya amat hairan kenapa kita begitu banyak cengkadaknya bila berhadapan bantuan kepada saudara Muslim. Terlalu kedekut dan jumud. Sedangkan dalam program lain, kita tidaklah begitu berkira. Yang sepatutnya dibantu, tidak dibantu. Yang tidak sepatutnya dibantu, kita bantu.


Apa yang saya bangkitkan hanya satu aspek kehidupan saudara Muslim. Ini belum termasuk isu yang lebih besar seperti follow up terhadap mereka selepas memeluk Islam. Adakah mereka selamat atau aman selepas memeluk Islam? Bagaimana penentangan keluarga asal mereka?




Jika kita benar-benar follow up kalangan saudara Muslim ini, masih ramai sebenarnya yang kais pagi makan pagi mais petang makan petang, tidak kurang yang dihalau daripada rumah. Namun, apakan daya kita tidak mencari mereka. Kita biarkan sahaja mereka selepas memeluk Islam. Kita menunggu mereka datang. Bila mereka datang, kita tidak layan dan tidak bantu untuk memudahkan mereka. Malah, kita menyindir mereka dengan kata-kata yang menyakitkan.


Sepanjang pengalaman saya yang pernah memeluk agama Kristian. Jika seseorang datang meminta bantuan, mereka tidak akan diherdik atau disiasat seperti peminta sedekah. Tetapi paderi-paderi mereka begitu ramah dan berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Mereka menawarkan pelbagai perkhidmatan dan kasih sayang sehingga hati seseorang itu akan menjadi cair atau lembut.


Maka tidak hairanlah hari ini semakin ramai orang bukan Islam memeluk Kristian daripada Islam. Pendekatan kita terlalu rigid dan kasar berbanding Kristian. Ada kalanya khidmat mereka tidak berakhir di pejabat tetapi sehingga ke rumah. Akhirnya mereka berjaya mengKristiankan seluruh isi rumah tersebut.


Dakwah Kristian tidak mementingkan daerah, warna kulit dan latar belakang. Missionari mereka yang datang berdakwah di negara kita ada yang datang dari luar negara. Mereka sanggup bergerak ke sana ke mari untuk menyampaikan dakwah Kristian.


Inilah kelebihan orang lain yang kurang ada kepada kita. Follow up mereka begitu mantap. Kita hanya berakhir dengan di pejabat sahaja dan kursus-kursus yang dianjurkan. Jarang sekali untuk melakukan follow up yang boleh mengetuk dan menyentuh hati mereka. Misalnya, dengan melakukan ziarah ke rumah mereka, dengan membawa serba sedikit atau serba banyak buah tangan.


Sepanjang ingatan saya, gerakan dakwah yang bergerak ke hospital, rumah orang tua dan kawasan penempatan orang Asli mulanya dipelopori oleh missionari Kristian. Mereka sanggup bersusah payah semata-mata untuk menyebarkan agama mereka.


Misalnya, ada yang sanggup tinggal berbulan-bulan dengan orang Asli, semata-mata untuk memikat hati mereka. Bayangkanlah betapa sukarnya untuk menyesuaikan diri dengan orang Asli. Tetapi mereka tidak keluh kesah. Mereka tabah. Pada mereka, dakwah agama mereka mesti sampai kepada golongan sasaran, walaupun terpaksa berkorban jiwa dan raga, termasuk harta benda.


Banding kita hari ini yang turut berdakwah kepada orang Asli. Paling lamapun kita tinggal hanya tiga hari. Itupun dengan peruntukan yang terhad. Kita tidak dapat memberikan serba banyak hadiah kepada sasaran untuk memikat dan mengetuk hatinya.


Lantaran takut dengan gerakan tersebutlah, maka hari ini kita turut melakukan perkara yang sama. Kenapa kita tidak lakukan sejak dahulu lagi? Kita bertindak apabila merasa tergugat atau action oriented. Tidakkah sepatutnya kita bertindak sebelum orang lain bertindak?


Amat malang sekali jika sehingga ke hari ini kita tidak pasti siapakah pelanggan kita sebenarnya dalam dunia dakwah. Kita terlalu menumpukan kepada masalah umat yang lahir Islam daripada mereka yang belum Islam. Apa gunanya unit saudara Muslim di setiap pejabat agama, jika ia tidak bergerak? Lebih malang lagi, kita tidak memberikan kepercayaan kepada saudara Muslim untuk mengetuai unit tersebut bagi menyemarakkan lagi program dakwah kepada pelanggan bukan Islam kita? Agak lucu juga kadang kala apabila melihat unit dakwah kepada bukan Islam, mereka yang mengetuainya tidak faham banyak bahasa, apatah lagi selok-belok berdakwah kepada bukan Islam.


Bayangkan jika semua saudara muslim berjaya kita hasil sehingga mereka benar-benar menjadi penganut agama Islam yang komited dan pendakwah. Tidakkah kita sedar bahawa dakwah akan terus menyalir? Malangnya, kita tidak memberikan kepercayaan kepada saudara Muslim untuk mengetahui unit dakwah yang menjadi tanggungjawab kepada mereka merangka strategi berdakwah. Apatah lagi jawatan-jawatan yang lebih penting dan lebih besar, sudah tentu jauh panggang dari api. Dalam Ahli Majlis Agama negeri-negeripun, boleh dikatakan muka-muka saudara Muslim langsung tiada.



Kadangkala saya merasa pelik kenapa kita tidak memberikan kepercayaan kepada saudara Muslim? Kenapa mereka tidak diberikan sedikit keutamaan?


Berbalik kepada ibu tunggal tersebut, jika kita bantu dia dan anaknya, katakan RM1000.00 sebulan, bermakna setahun berjumlah hanya RM12,000.00. Berapa peratuskah RM12,000.00 daripada RM1000,000,000.00 (1 bilion) yang dikutip. Lagipun, mereka yang berpendapatan di bawah RM1000.00 di negeri-negeri tersebut masih dalam kategori miskin tegar.


Janganlah kita terlalu ghairah membina bangunan dan membeli asset melalui harta zakat, sedangkan di bawah sana, masih ramai lagi merintih dan meratap mengharapkan bantuan.


Seringkali saya bangkitkan, jika kita tidak dapat membantu melalui wang ringgit secara tetap, sekurang-kurangkan sediakan tempat tinggal untuk mereka. Namun, sehingga kini, masih belum menjadi realiti. Kita banyak berpolitik daripada berdakwah.


Kita tidak seharusnya mempolitikkan institusi yang mempunyai kaitan secara langsung dengan dakwah. Kita sepatutnya bekerja untuk memantapkan lagi institusi tersebut. Hiba rasanya dihati apabila melihat institusi dakwah turut berpolitik. Jawatan utama menjadi rebutan.


Akhirnya, kerja tidak berjalan. Pengalaman saya menyertai sebuah pertubuhan yang begitu berpengaruh, amatlah menyedihkan. Kerja-kerja dakwah terbengkalai. Kita sibuk berpolitik, saling jatuh menjatuhkan antara satu sama lain. Jika ada pemilihan, kita turut berkempen seperti kempen pilihan raya.


Ada yang sanggup menyebarkan risalah tolak calon India Muslim dan calon Cina Muslim dalam pemilihan tersebut. Mereka begitu giat aktif berkempen, bagi mendapat dan membolot jawatan. Saya masih tercari-cari apakah kepentingannya merebut jawatan dalam pertubuhan dakwah.


Lebih malang lagi, baru-baru ini ada mencadangkan pertubuhan tersebut mencetak buku berkaitan dengan Konfucius. Secara spontan, orang kuat pertubuhan tersebut menolak cetakan buku tersebut kerana dikatakan fahaman Konfucius tidak sesuai dengan Islam. Sedangkan semua orang tahu nilai-nilai yang dibawa oleh Konfucius tidak bertentangan dengan Islam. Jika kajian dibuat, berkemungkinan Konfucius adalah salah seorang daripada ribuan nabi dalam Islam.


Jika Konfucius bukan nabi sekalipun, tidakkah kita boleh melihat ia sebagai satu dialog peradaban, untuk menyampaikan dakwah Islamiyyah kepada bukan Islam.


Saya amat pelik kadang kala melihat umat Islam. Pada mereka, kerja-kerja Islam itu adalah mencetak surah Yassin. Justeru, kita lihat lambakan surah Yassin yang dicetak memenuhi masjid sehinggakan tidak ada ruang lagi untuk disimpan. Masalahnya jika kerap digunakan dan ramai yang membaca tidak mengapa. Ini tidak, kita hanya membaca Yassin pada malam Jumaat sahaja, itu pun dalam bilangan yang tidak ramai.


Dalam fahaman kita, mencetak buku Yassin sahaja yang mendatangkan pahala. Jika buku lain dicetak atau diletakkan di dalam masjid seperti buku dialog peradaban Islam - Konfucius, itu adalah tidak Islamik dan berdosa. Inilah mentaliti yang masih tidak berubah. Justeru, saya memohon kepada institusi dakwah, termasuk institusi zakat, supaya melihat isu yang dibangkitkan secara serius. Bertindaklah mengikut keutamaan bukan mengikut perasaan. Jika benar saudara Muslim memerlukan bantuan, janganlah kita terlampau berkira.


Dr. Mohd Ridhuan Tee Abdullah, Kumpulan Penyelidik Politik dan Peradaban Islam, Universiti Pertahanan Nasional Malaysia merangkap Setiausaha Agung Dewan Perdagangan Islam Malaysia. Penulisan ini adalah pendapat peribadi penulis

Gadis Cina 17 Tahun Memeluk Islam...

 



Loo Jo Yee adalah seorang gadis berusia 18 tahun dari etnik Cina di Malaysia. Keluarga Jo Yee merupakan pengikut agama kristian yang kuat. Dan beliau bakal menjadi seorang paderi di sebuah gereja. Disebabkan itu, keluarga beliau sangat bantah hingga menganggap masuk Islam adalah sangat menghinakan bagi keluarganya.

Loo Jo Yee sebenarnya telah memeluk Islam ketika masih berusia 17 tahun. Disebabkan di Malaysia mempunyai undang-undang untuk memeluk agama Islam bermula umur 18 tahun sahaja, beliau terpaksa menangguhkan dulu permohonan tersebut sehingga umurnya mencecah usia 18 tahun sekarang.

Beliau tiada nama Islam kerana sekarang ini, seseorang muallaf sudah tidak perlu menukar nama kepada nama Islam, dan hanya perlu ber'binti'kan kepada Abdullah serta tak perlu tukar bangsa. Maka namanya kekal Loo Jo Yee binti Abdullah.

Loo Jo Yee mendapat hidayah melalui dua peristiwa yang menarik.

1. Jo Yee mempunyai ramai rakan-rakan yang beragama Islam. Mereka telah berdebat tentang agama masing-masing. Ketika itu, beliau bermatlamat untuk membawa rakan-rakan Islam memeluk agama Kristian. Namun, untuk berdebat dengan rakan-rakan, beliau telah mengkaji Al-Quran, membaca kisah Nabi Muhammad s.a.w dan mengkaji kemunculan Islam untuk mencari kelemahan Islam.

Semakin beliau mengkaji, semakin lama beliau mula tertarik dengan ajaran Islam. Beliau sendiri mengaku bahawa di dalam Bible banyak perkara yang telah diolah hingga menyimpang dari perkara sebenar. Oleh itu, Jo Yee mengkaji Islam dengan lebih mendalam untuk mencari perkara yang sebenar. Dengan itu, beliau telah mendapat ketenangan jiwa ketika membaca Al-Quran. Itu adalah hidayah pertama Loo Jo Yee.

2. Jo Yee pernah disyaki menghidap penyakit thyroid di bahagian leher. Doktor mengesahkan 90% besar kemungkinan adalah penyakit tersebut. Beliau merasakan ini adalah penamat bagi kehidupan beliau walaupun masih muda. Rakan-rakan Islam Jo Yee banyak memberi galakkan kepada beliau untuk cuba memohon doa kepada Allah Taala. Beliau cuba dengan menadah tangan, menangis dan hanya berserah kepada Allah.

Keesokan harinya, ketika beliau menjalani medical check-up, doktor mengesahkan penyakit itu bukan kanser. Disebabkan itu, beliau yakin dengan kuasa Allah taala dan beliau terus mengucap 2 kalimah syahadah serta-merta. Subhanallah.. Allahuakhbar!

*********************************

Selepas bergelar muallaf, banyak dugaan yang Jo Yee terpaksa terima. Beliau dipulau rakan-rakan dan keluarga tercinta. Tapi, beliau sangat bersyukur kerana mendapat keluarga angkat di Ipoh yang mengambil berat terhadap beliau. Beliau juga merasa terharu kerana telah dipilih Allah untuk mendapat hidayah ketika berumur 17 tahun, sedangkan remaja yang seusia beliau sibuk bersuka-ria hingga jauh tersasar. Jo Yee berharap selepas ini dia berpeluang untuk berdakwah kepada remaja-rakan yang seusia dengan cara tersendiri.

SEJARAH ASAL NAMA BILAL MASJID

 


.....unique voice with which he spoke from the soul and as a result of this Bilal became the first muezzin....matahari tegak di atas kepala,dan padang pasir panas membara,Bilal dipakaikan baju besi lalu dibiarkan berjemur di bawah terik cahaya matahari.Tidak cukup dengan itu,Bilal disebat dengan cemeti dan dadanya ditindih dengan batu,Namun ...


Bilal bin Rabah lahir di daerah as-Sarah yang terletak di pinggir Kota Mekah,43 tahun sebelum hijrah,Ayahnya bernama Rabah,ibunya bernama Hamamah,seorang wanita berkulit hitam,kerana itu ada yang memanggil Bilal dengan gelaran Ibnus Sauda' atau putera wanita hitam.

Bilal dibesarkan di kota Mekah sebagai seorang hamba milik keluarga Bani Abdul Dar.Selepas ayahnya meninggal dunia,Bilal diserahkan kepada Umayyah bin khalaf,seorang tokoh penting kaum Quraisy

Bilal termasuk dalam kalangan mereka yang awal memeluk Islam,Apabila Umayyah mendapat tahu,dia menyeksa Bilal tanpa belas kasihan supaya kembali ke agama asal serta menjadi pengajaran kepada yang lain,Namun,Bilal enggan tunduk dengan kehendak Umayyah.

Bilal bin Rabah diseksa oleh Umayyah tanpa henti,Mula-mula dia dipukul.kemudian diarak keliling kota Mekah.kerana Bilal masih berdegil,dia di jemur di atas pasir tanpa diberi makan dan minum.Ketika matahari tegak di atas kepala,dan padang pasir panas membara,Bilal dipakaikan baju besi lalu dibiarkan berjemur di bawah terik cahaya matahari.Tidak cukup dengan itu,Bilal disebat dengan cemeti dan dadanya ditindih dengan batu,Namun iman Bilal tetap teguh menghadapi penyeksaan itu.Umayyah memaksa Bilal menyebut nama al-Latta dan al-Uzza tetapi mulut Bilal hanya menyebut ALLAH...ALLAH...ALLAH..

Seksaan pada Bilal itu akhirnya sampai ke pengetahuan Abu Bakar as-Siddiq,lalu membelinya daripada Umayyah dengan harga sembilan Uqiyah emas.Menurut Umayyah , jika Abu Bakar membelinya dengan satu Uqiyah emas pun dia akan menjual hambanya itu. Menurut Abu Bakar pula,jika Umayyah menjualnya dengan harga 100 Uqiyah emas pun dia sanggup membelinya.

Apabila Nabi Muhammad sallahu 'alaihi wasallam diberitahu mengenai perkara itu ,Nabi memuji Abu Bakar As-Siddiq dengan berkata : " Sekiranya begitu,biarkan aku berkongsi dengan mu bagi membayarnya,wahai Abu Bakar"

"Wahai Rasulullah,saya sudah pun membayarnya kepada Umayyah dan sudah memerdekakan Bilal" Kata Abu Bakar as-Siddiq.

Bilal bin Rabah pernah hidup pada tiga zaman,iaitu zaman jahiliah sebelum kedatangan Islam,zaman Nabi Muhammad (SAW)pembawa risalah Allah dan zaman khalifah ar-Rasyidin iaitu pada zaman pemerintahan Abu Bakar as-Siddiq dan Umar al-Khattab.

Pada zaman jahiliah,Bilal menjadi hamba kepada Umayyah.pada zaman Rasulullah pula beliau dilantik menjadi tukang azan,Beliau juga turut serta dalam semua peperangan yang disertai Rasulullah.

Sesudah Nabi Muhammad wafat.Bilal merasakan satu kehilangan dalam kehidupannya.kerana berasa sangat sedih,beliau tidak mampu menyebut Nama Muhammad dalam sebutan azan yang dilaungkannya,Akhirnya Bilal tidak sanggup lagi menjadi tukang azan.

semasa Bilal bin Rabah mengerjakan ibadat haji,penduduk Mekah meminta beliau menetap di kota Mekah dan menjadi tukang azan di Masjidil Haram,Tetapi Bilal menolak.

Apabila pulang ke Madinah,Ali bin Abi Thalib memujuk Bilal supaya tinggal di Madinah dan meneruskan semula khidmatnya sebagai tukang azan di Masjid Nabi,tetapi Bilal sekali lagi menolak.Kemudian Khalifah Umar al-Khattab sendiri yang memujuk Bilal,namun tetap tidak berjaya,kerana tidak sanggup berada di Madinah,Bilal membawa isterinya berpindah ke Syam

Penduduk Syam juga meminta Bilal menjadi tukang azan,tetapi Bilal enggan hingga mereka marah pada Bilal,Akhirnya Bilal membawa isterinya ke Damsyik.

Bilal bin Rabah meninggal dunia di Damsyik pada tahun 20 Hijrah iaitu pada 641 Masihi dan dikebumikan di Damsyik.ketika itu beliau berumur 63 tahun...

Al-Fatihah buat Bilal bin Rabah...nama nya terus disebut hingga ke hari ni...Allahu akbar....
Allahu akbar !!!!!!!!